Mari ber-Ekaristi dengan Baik dan Benar
----- Agar diperhatikan :
1. Masuk ke Gereja membuat tanda salib.
Jangan terburu-buru, tetapi hayatilah dan syukurilah bahwa karena rahmat
Baptis anda bisa bergabung ke dalam persekutuan Gereja.
Jangan membiasakan memberi air suci pada orang lain dengan mengulurkan
jari anda. Ketika anda dibaptis anda dipanggil dengan nama pribadi anda,
berarti sangat personal, maka tanda salib jangan dibuat dengan
asal-asalan
2. Perayaan Ekaristi/ Misa Kudus adalah rangkaian doa.
Maka tanda salib hanya dilakukan pada awal dan akhir misa kudus saja
yaitu ketika imam memulai dan mengakhiri misa. Jangan buat tanda salib
banyak-banyak. Tanda Salib di sini menunjuk pada tanda salib biasa dan
bukan penandaan dahi, bibir, dan dada dengan salib yang tetap harus
dilakukan saat bacaan Injil.
3. Ketika doa pembuka, sampaikanlah ujud pribadi anda dalam hati, singkat saja sambil mengaminkan doa yang dibawakan imam.
Tuhan sudah tahu masalah anda jadi tidak perlu bertele-tele.
Pada zaman dahulu, kesempatan ini diisi dengan doa spontan oleh umat
yang hadir, yang akhirnya ditutup oleh imam. (Kesempatan lain yang bisa
dilakukan untuk menyampaikan ujud pribadi adalah ketika doa umat, pada
waktu yang disediakan).
4. Tanda salib yang dibuat sebaiknya tanda salib besar, yaitu dengan menyentuh pusar (sebagai lambang inkarnasi Kristus).
Tidak membuat tanda salib ketika imam memberi absolusi umum ("...semoga
Allah mengasihani kita...dst.."), karena yang kita ikuti adalah Misa
Kudus bukan Sakramen Tobat. Tidak salah membuat tanda salib dengan
menyentuh dada ketika berkata "Putra".
5. Berlutut sebelum duduk, jangan asal-asalan, jangan hanya membungkuk, kecuali terpaksa.
Yang ada di depan anda adalah Kristus sebenar-benarnya dalam rupa Hosti
di Tabernakel. Ingatlah sejenak juga akan inkarnasi Kristus. Hosti dalam
Tabernakel, bisa diasosiasikan dengan Kristus dalam rahim Maria.
Tentang pakaian yang pantas untuk menghadap Pencipta anda
sendiri yang ada secara fisik di hadapan anda, anda pasti bisa
memilihnya bukan? Seberapa sopan anda berpakaian mencerminkan seberapa
tinggi penghormatan anda akan Kristus dalam tabernakel.
6. Nyanyikanlah Tuhan Kasihanilah kami dan Kemuliaan dengan penuh hormat.
Harap diingat bahwa Kemuliaan adalah kidung malaikat di padang Efrata
ketika kelahiran Kristus. Jadi, mohon dinyanyikan dengan penuh sukacita
dan hormat.
7. Bacaan kitab suci yang dibacakan dari ambo (mimbar)
adalah waktu Allah berbicara dan kita mendengarkan, yaitu menyimak
dengan penuh perhatian.
Jika paroki anda menyediakan teks misa, anda lebih baik membaca kutipan
bacaan sebelum misa dimulai. Tatap lektor/imamnya karena Allah sedang
berbicara pada anda. Komunikasi yang baik dalam percakapan adalah saling
menatap bukan? Pembacaan Injil - dan bukannya homili - adalah puncak
Liturgi Sabda. Harap diingat, suara yang anda dengar adalah Suara
Kristus sendiri karena imam bertindak IN PERSONA CHRISTI (mewakili
Kristus sepenuh-penuhnya)
8. Mohon menyanyikan KUDUS dengan sepenuh hati, dengan keagungan, jangan asal-asalan.
Dikarenakan bahwa ketika menyanyikan/mengucapkan KUDUS kita bergabung dengan seluruh penghuni surga yang memuji Allah tak henti.
9. Ketika konsekrasi (Inilah Tubuh-Ku, Inilah Darah-Ku atau
ketika Hosti diangkat dan Piala diangkat) anda boleh mengangkat kedua
tangan yang terkatup seperti ritus ibadat di Pura Hindu, namun berlutut
sudah merupakan ungkapan penyembahan.
Yang terpenting ketika konsekrasi adalah anda harus menatap-Nya. Harap
diingat, Suara yang anda dengar (Inilah Tubuh-Ku, Inilah Darah-Ku,
adalah Suara Kristus sendiri. Lagi, hal ini dikarenakan Imam bertindak
IN PERSONA CHRISTI. Jadi? TATAPLAH Hosti dan Piala itu dengan penuh
hormat, yakinkan pada diri anda kalau itu adalah Kristus sendiri,
bukannya sibuk dengan permohonan dalam hati.
10. Ketika imam mengucapkan/menyanyikan : "Dengan
perantaraan Kristus, bersama Dia, dan dalam Dia...dst..." Ikutilah dalam
hati, TATAPLAH hosti dan piala yang diangkat.
Ketika "AMIN" dinyanyikan (dalam bahasa inggris disebut THE GREAT AMEN")
Mohon dinyanyikan dengan sepenuh hati, dengan suara terindah yang anda
miliki. Dikarenakan bahwa The Great Amen ini adalah puncak Liturgi
Ekaristi.
11. Jangan menadahkan tangan seperti imam, pada waktu berdoa atau menyanyikan Bapa Kami.
Dikarenakan imam sedang berdoa atas nama Gereja atau IN PERSONA
ECCLESIA. Sikap yang benar adalah mengatupkan tangan, tanda berdoa.
Hayatilah doa Bapa Kami. Sadarilah bahwa "rezeki" yang anda minta itu
terutama adalah "Roti Hidup" dalam Ekaristi. (dalam bahasa aslinya
(Aram), doa Bapa Kami menggunakan kata "roti" bukan rezeki. Pun, dalam
bahasa latin digunakan kata "PANEM" yang berarti roti.)
12. Tidak mengucapkan doa PRESIDENSIAL (yang boleh
diucapkan oleh imam saja) doa: "..jangan perhitungkan dosa kami tetapi
perhatikanlah iman Gereja-Mu"
Jika Imam mengucapkan "marilah kita mohon damai Tuhan" dsb sebelum doa
ini, bukan berarti kita harus ikut mengucapkan doa ini. Ucapkan dalam
hati saja kemudian diaminkan dengan iman.
13. Ketika menerima komuni, TATAPLAH terlebih dahulu hosti
yang diangkat sebelum ditaruh di tangan anda. Amin harus diucapkan
dengan penuh iman.
14. Tidak perlu ikut menghormat ketika imam menghormati Tabernakel dan altar (juga pada waktu awal misa).
Tidak masalah jika anda tetap melakukannya karena merupakan kebiasaaan
yang saleh. Namun kalau anda menghadiri misa di luar negeri, jangan
kaget kalau di negara tertentu praktik ini tidak dilakukan.
15. Mengambil air suci pada saat keluar Gereja tidak perlu dilakukan.
Mengambil air suci sebelum anda masuk gereja sebenarnya kurang lebih
berfungsi seperti wudhu, yaitu untuk menyucikan (dan mengingatkan akan
Baptis). Ketika anda selesai misa, Kristus yang Maha Suci sudah masuk
dalam tubuh anda, tidak diperlukan lagi sarana penyucian lain. Namun
demikian, tidak ada salahnya kalau dilakukan, asal jangan karena latah,
namun harus disertai kesadaran iman, bahwa anda kini diutus untuk
mewartakan karya salib Kristus lewat perkataan dan perbuatan.
Anda harus menjadi contoh bagi orang lain. Jangan takut
untuk mensosialisasikan hal-hal di atas pada siapa saja yang menghadiri
misa bersama anda.
Tambahan :
Sampaikan dengan sopan pada saudara dari persekutuan gerejawi lain
(Protestan) agar mereka tidak ikut mengambil komuni, namun boleh
menerima berkat seperti katekumen yaitu dengan menyilangkan tangan di
depan dada, sehingga yang memberikan komuni tahu bahwa dia bukanlah
seorang katolik. Walaupun mereka tergabung dalam semacam persekutuan
dengan Gereja Katolik berkat Sakramen Baptis, namun komuni hanya
diperuntukkan bagi mereka yang berada dalam persekutuan penuh dengan
Uskup Roma (Paus sebagai penerus Petrus), dengan kata lain komuni hanya
eksklusif untuk umat Katolik.
Tambahan bagi perempuan katolik :
Jangan merasa terhalang menerima komuni jika anda sedang mengalami
datang bulan. Tuhan Yesus tidak mempermasalahkan sesuatu yang manusiawi.
Konsep terhalang karena datang bulan hanya ada di tetangga seberang.